Thursday, November 13, 2014

Lithostratigrafi

Litostratigrafi merupakan cabang ilmu stratigrafi yang didasarkan pada karakteristik litologi dan hubungan stratigrafinya. Litologi yang diamati ketika melakukan observasi di lapangan meliputi jenis batuan, kenampakan fisik batuan seperti warna, mineral, komposisi, dan ukuran butir, struktur geologi, dan gejala lain pada tubuh batuan. Kandungan fosil juga harus diamati apabila terdapat pada tubuh batuan, karena merpakan salah satu komponen batuan. Berdasarkan hal tersebut kita dapat mendefinisikan satuan litologi sebagai satuan batuan yang didasarkan dengan karakteristik fisik sedangkan litostratigrafi berkaitan dengan studi mengenai hubungan stratigrafi antara lapisan yang dapat didefinisikan berdasarkan litologi. Pembagian Litostratigrafi dimaksud untuk menggolongkan batuan di bumi secara bersistem menjadi satuan-satuan bernama yang bersendi pada ciri-ciri litologi. Pada Satuan Litostratigrafi penentuan satuan didasarkan pada ciri-ciri batuan yang dapat diamati di lapangan. Penentuan batas penyebaran tidak tergantung kepada batas waktu.
Ciri-ciri litologi meliputi jenis batuan, kombinasi jenis batuan, keseragaman gejala litologi batuan dan gejala-gejala lain tubuh batuan di lapangan. Satuan Litostratigrafi dapat terdiri dari batuan sedimen, metasedimen, batuan asal gunungapi (pre-resen) dan batuan hasil proses tertentu serta kombinasi daripadanya. Dalam hal pencampuran asal jenis batuan oleh suatu proses tertentu yang sulit untuk dipisahkan maka pemakaian kata “Komplek” dapat dipakai sebagai padanan dari tingkatan satuannya (misalnya Komplek Lukulo). Satuan Litostratigrafi pada umumnya sesuai dengan Hukum Superposisi, dengan demikian maka batuan beku, metamorfosa yang tidak menunjukkan sifat perlapisan dikelompokan ke dalam Satuan Litodemik. Sebagaimana halnya mineral, maka fosil dalam satuan batuan diperlakukan sebagai komponen batuan.
Satuan Litostratigrafi Resmi ialah satuan satuan yang memenuhi persyaratan Sandi, sedangkan Satuan Litostratigrafi Tak Resmi ialah satuan yang tidak seluruhnya memenuhi persyaratan Sandi.Satuan tak resmi sedapat-dapatnya harus bersendi kepada ciri litologi; Bila ciri litologi tak dipergunakan, maka ciri-ciri yang didapat dengan cara mekanik, geofisika, geokimia atau penelitian lainnya, dapat pula dipakai sebagai sendi satuan tak resmi.

A.     Batas dan Penyebaran
Batas satuan litostratigrafi ialah sentuhan antara dua satuan yang berlainan ciri litologi, yang dijadikan dasar pembeda kedua satuan tersebut. Batas satuan ditempatkan pada bidang yang nyata, batasnya merupakan bidang yang diperkirakan kedudukannya (batas arbitrer).  Satuan-satuan yang berangsur berubah atau menjari-jemari, peralihannya dapat dipisahkan sebagai satuan teresendiri apabila memenuhi persyaratan Sandi.
Penyebaran suatu satuan litostratigrafi semata-mata ditentukan oleh kelanjutan ciri-ciri litologi yang menjadi ciri penentunya. Dari segi praktis, penyebaran suatu satuan litostratigrafi dibatasi oleh batas cekungan pengendapan atau aspek geologi lain. Batas-batas daerah hukum (geografi) tidak boleh dipergunakan sebagai alasan berakhirnya penyebaran lateral (pelamparan) suatu satuan.
Batas satuan litostratigrafi tidak perlu berimpit dengan batas satuan stratigrafi lainnya (misalnya batas satuan waktu).
B.     Tingkatan-Tingkatan Satuan Litostratigrafi
Urutan tingkat satuan litostratigraf resmi, masing-masing dari besar sampai kecil ialah : Kelompok, Formasi dan Anggota.
Formasi adalah satuan dasar dalam pembagian satuan litostartigrafi. Formasi harus memiliki keseragaman atau ciri-ciri litologi yang nyata, baik terdiri dari satu macam jenis batuan, perulangan dari dua jenis batuan atau lebih. Formasi dapat tersingkap dipermukaan, berkelanjutan ke bawah permukaan atau seluruhnya di bawah permukaan. Formasi haruslah mempunyai nilai startigrafi yang memiliki daerah cukup luas dan lazimnya dapat dipetakan pada skala 1 : 25.000. Tebal suatu Formasi berkisar antara kurang dari satu meter sampai beberapa ribu meter, oleh karena itu ketebalan bukanlah suatu syarat pembatasan Formasi.
Anggota ialah bagian dari suatu Formasi yang secara litologi berbeda dengan ciri umum Formasi yang bersangkutan, serta memiliki penyebaran lateral yang berarti.Anggota selalu merupakan bagian dari suatu Formasi, tetapi Formasi tidak selalu perlu mempunyai anggota. Kalau suatu formasi mempunyai satu Anggota atau lebih, maka bagian yang lain dari Formasi tersebut tidak perlu dinyatakan sebagai Anggota. Batas penyebaran lateral (pelamparan) suatu Anggota tidak boleh melampaui batas pelamparan Formasi. Kelompok ialah suatu litostratigrafi resmi setingkat lebih tinggi daripada Formasi dan karenanya terdiri dari dua Formasi atau lebih yang menunjukkan keseragaan ciri-ciri litologi.
Kelompok harus terdiri dari dua Formasi atau lebih yang telah ada dan karenanya satu Kelompok tidak dapat berdiri sendiri. Harus diingat bahwa Formasi itu adalah satuan dasar resmi dan tidak perlu termasuk dalam suatu Kelompok serta tidak pula selalu terbagi menjadi Anggota.
Apabila dalam satu Kelompok terdapat Formasi yang membaji, maka jumlah dan jenis susunan Formasinya tidak selalu tetap. Sebagai misal, suatu Kelompok-Y di daerah I terdiri dari Formasi D, E dan F, di daerah II terdiri dari Formasi E dan F.
Suatu Formasi dapat ditingkatkan menjadi Kelompok kalau ternyata memenuhi persyaratan. Nama Kelompok mempergunakan nama Formasi yang telah diakui. Sebagai misal, Formasi A yang ditingkatkan menjadi Kelompok, nama barunya jadi Kelompok A.

Sandi Stratigrafi Indonesia (1996) atau SSI (1996) dapat diunduh pada link dibawah ini.
                              SANDI STRATIGRAFI INDONESIA 1996

Friday, May 30, 2014

olivin grup

1.      OLIVINE GROUP
A.    FORSTERITE ((Mg, Fe)2SiO4) 
Sifat Fisik
Warna              : Tidak berwarna, hijau, kuning, kuning kehijauan,   putih
Sistem kristal   : Orthorombik
Pecahan           : Konkoidal
Kekerasan       : 7
Kilap               : Kaca
Cerat               : Putih
Diaphaneity     : Transparan atau translucent 
Tenacity          : Brittle

Sifat Optis 
Warna absorbsi         : Tidak berwarna
Bentuk                     : Kristal euhedral sampai anhedral
Relief                       : Tinggi
Pleokroisme              :  -
Indeks bias               : n mineral > n. K-balsam
Belahan                    : Fracture yang tidak teratur umum.
Bias rangkap            : Kuat, teratas orde ke II
Kembaran                 : -
Sudut pemadaman   : Paralel
Orientasi optis          : Length slow
Sumbu optis             : Dua (biaxial)
Tanda optis              : Positif
Keterangan               : Forsterite juga ditemukan dalam banyak meteorit besi-nikel. Bukan hanya sebagai butir kristal kecil tapi signifikan sebagai ukuran kadang menduduki lebih dari 50% dari volume meteorit.



B.       OLIVINE ((Mg,Fe)2SiO4)
 Sifat Fisik
Warna                : Kuning, Kuning kehijauan
Sistem kristal     : Orthorombik
Belahan              : Tidak ada
Pecahan             : Konkoidal
Kekerasan          : 6,5 – 7
Berat jenis          : 3,5 – 4,3
Kilap                  : Kaca
Diaphaneity       : Transparan atau translucent 
Tenacity             : Brittle

Sifat Optis 
Warna absorbsi         : Tidak berwarna-warna
Bentuk                      : Anhedral dengan bentuk poligonal dan berupa fenokris
Relief                        : Tinggi
Pleokroisme              :  -
Indeks bias               : n mineral > n. K-balsam
Belahan                    : paralel tidak sempurna (010), pecahan tidak teratur
Bias rangkap             : Kuat,orde – II paling atas
Kembaran                 : kadang-kadang dijumpai
Sudut pemadaman   : Paralel
Orientasi optis          : Length slow
Sumbu optis             : Dua (biaxial)
Tanda optis               : Positif dan negatif
Keterangan               : Mineral yang sering membuat kekeliruan dengan olivine adalah diopside, tetapi diopside mempunyai belahan yang baik, sudut pemadaman yang miring, dan kadang-kadang bias rangkap lemah. Sedangkan olivine yang kaya oksida besi dinamakan Hyalosideri terdiri dari 50% Fe2 SiO4. Biasanya olivin terubah menjadi antigori dan magnetik sekunder pda  bagian pecahan. Olivine mineral yang umum dalam batuan beku mafik-ultramafik, seperti basa nitedunite dan peridotite.

C.     FAYALITE ((Fe, Mg)2SiO4)
Sifat Fisik
Warna              : Kuning kehijauan,  kuning kecoklatan,  coklat, kuning pucat
Sistem kristal   : Orthorombik
Pecahan           : Konkoidal
Kekerasan        : 6,5 - 7
Kilap                : Kaca
Cerat                : Putih
Diaphaneity     : Transparan
Tenacity           : Brittle

Sifat Optis 
Warna absorbsi         : Tidak berwarna sampai kekuningan atau netral
Bentuk                     : Euhedral, Kristal anhedral
Relief                       : Sangat tinggi
Pleokroisme              :  Lemah
Indeks bias               : n mineral > n. K-balsam
Belahan                    : paralel tidak sempurna dalam satu arah (010)
Bias rangkap            : Kuat
Kembaran                 : -
Sudut pemadaman   : Paralel
Orientasi optis          : Length slow
Sumbu optis             : Dua (biaxial)
Tanda optis              : Negatif
Keterangan               : Fayalite juga ditemukan banyak besi-nikel dalam   meteorit, bukan hanya sebagai butiran kecil tetapi sebagai kristal besar kadang-kadang menduduki lebih dari 50% dari volume meteorit. 

D.      MONTICELLITE (CaMgSiO4)
Sifat Fisik
Warna                : Tidak berwarna atau hijau
Sistem kristal     : Orthorombik
Belahan              : Sempurna
Pecahan             : -
Kekerasan          : 5,5
Berat jenis          : 3.05 – 3.27
Kilap                  : Kaca
Diaphaneity       : Transparan atau translucent 
Tenacity             : Brittle

Sifat Optis 
Warna absorbsi         : Tidak berwarna
Bentuk                     : Granular, berupa kristal anhedral-subhedral dan rismatic
                                    panjang
Relief                       : Agak Tinggi
Pleokroisme              :  -
Indeks bias               : n mineral > n. K-balsam
Belahan                    : Paralel tidak sempurna (010), pecahan tidak teratur
Bias rangkap            : Sedang merah orde -I
Kembaran                 : Kadang-kadang dijumpai
Sudut pemadaman   : Paralel
Orientasi optis          : Length slow
Sumbu optis             : Dua (biaxial)
Tanda optis              : Negatif

Keterangan               : Monticellita adalah mineral yang agak sulit dikenal karena tidak mempunyai sifat yang jelas, mempunyai forster dan olivine tetapi mempunyai bias rangkap lemah daripada lainnya, merupakan mineral ciri metamorf kotak dari batugamping dan dolomite tetapi kadang-kadang juga didapatkan dalam batuan beku seperti : alnoiteplizenit dan nepheline basah.

Bowen's reaction Series (BRS)

BOWEN’S REACTION SERIES


Seri reaksi Bowen merupakan urutan mineral-mineral yang dihasilkan dari proses pendinginan magma.
Seri Reaksi Bowen (Bowen Reaction Series) menggambarkan proses pembentukan mineral pada saat pendinginan magma dimana ketika magma mendingin, magma tersebut mengalami reaksi yang spesifik. Dan dalam hal ini suhu merupakan faktor utama dalam pembentukan mineral.
Bowen reaction series dibagi menjadi dua tipe, yaitu continous series dan discontinous series. Tipe pembentukan continous series ialah tipe pembentukan mineral yang terbentuk secara berurutan, karena berubahnya temperatur magma secara konsisten, sedangkan tipe discontinous series ialah tipe pembentukan mineral yang terbentuk secara tidak berurutan, tergantung dari komposisi kimia dan temperatur magma.
Deret Continous mewakili pembentukan feldspar plagioclase. Dimulai dengan feldspar yang kaya akan kalsium (Ca-feldspar, CaAlSiO) dan berlanjut reaksi dengan peningkatan bertahap dalam pembentukan natrium yang mengandung feldspar (Ca–Na-feldspar, CaNaAlSiO) sampai titik kesetimbangan tercapai pada suhu sekitar 9000C. Saat magma mendingin dan kalsium kehabisan ion, feldspar didominasi oleh pembentukan natrium feldspar (Na-Feldspar, NaAlSiO) hingga suhu sekitar 6000C feldspar dengan hamper 100% natrium terbentuk.
Pada deret Discontinous  mewakili formasi mineral ferro-magnesium silicate dimana satu mineral berubah menjadi mineral lainnya pada rentang temperatur tertentu dengan melakukan reaksi dengan sisa larutan magma. Diawali dengan pembentukan mineral Olivine yang merupakan satu-satunya mineral yang stabil pada atau di bawah 18000C. Ketika temperatur berkurang dan Pyroxene menjadi stabil (terbentuk). Sekitar 11000C, mineral yang mengandung kalsium (CaFeMgSiO) terbentuk dan pada kisaran suhu 9000C Amphibole terbentuk. Sampai pada suhu magma mendingin di 6000C Biotit mulai terbentuk.
Bila proses pendinginan yang berlangsung terlalu cepat, mineral yang telah ada tidak dapat bereaksi seluruhnya dengan sisa magma yang menyebabkan mineral yang terbentuk memiliki rim (selubung). Rim tersusun atas mineral yang telah terbentuk sebelumnya, misal Olivin dengan rim Pyroxene. Deret ini berakhir dengan mengkristalnya Biotite dimana semua besi dan magnesium telah selesai dipergunakan dalam pembentukan mineral.
Mineral-mineral yang terdapat pada Bowen’s Reaction Series adalah sebagai berikut:
1.      Olivine Group
A.    Olivin
B.     Forsterite
C.     Fayalite
D.    Monticellite
2.      Piroksin Group
A.    Orthopyroxene
a.       Estantite
b.      Hyperstene
B.     Chlynopyroxene
a.       Augite
b.      Diopsite
c.       Pigeonite
d.      Aegirine
e.       Hedenbergite
f.       Jadeite
g.      Aegirine-Augite
h.      Wollastonite
3.      Amphibol Group
A.    Hornblende
B.     Lamprobolite
C.     Nephrite
D.    Anthophyllite
E.     Tremolite Actinolite
F.      Cummingtonite
G.    Grunerite
4.      Mika Group
A.    Biotit
B.     Muscovite
5.      Alkali Feldspar Group
A.    Orthoclase
B.     Anorthoclase
C.     Sanidine
D.    Microcline
6.      Plagioclase Group
A.    Anorthite
B.     Bitownite
C.     Labradorite
D.    Andesin
E.     Oligoclase
F.      Albite
7.      Quartz Group
A.    Amethyst
B.     Citrine 
C.     Milky Quartz
D.    Prasiolite 

E.     Rose Quartz
Widget Animasi
Follow @chyt_chytra